Senin, 10 September 2012

anomali-pilkada-dki-lembaga-survey-vs-Twitter


Sayup-sayup timses terdengar meneriakkan jagoan cagubnya masing-masing, bisingnya Jakarta tambah bising dengan suara para timses yang mempromosikan jagoan cagubnya. Headline-headline berita tak kalah heboh dengan berita yang sangat tendesius untuk mengupas tuntas pemilukada DKI. Para lembaga survey sibuk dengan mengumumkan hasil survey tentang pasangan yang akan maju menduduki DKI 1. Hasil survey yang dilakukan oleh beberapa lembaga survey serentak mantap memprediksi bahwa hasil survey menunjukkan pasangan Foke-Nara akan menduduki kursi DKI-1 , hasil survey tersebut diumumkan beberapa hari menjelang pemilukada berlangsung.

Pemilukada pun resmi dilaksanakan 11 Juli 2012. Para calon harap-harap cemas menunggu hasil quick count yang dilakukan oleh beberapa lembaga survey. Bukan DKI namanya kalau tidak punya anomali khusus di pilkada edisi 2012. Semua hasil dari lembaga survey meleset. Bak petir di siang bolong, lembaga-lembaga survey yang sebelumnya dengan yakin mengumumkan bahwa pasangan 1 yang akan meraih suara terbanyak di pemilukada, ternyata harus mengakui bahwa pasangan no. 3 (Jokowi-ahok) lah yang meraih suara terbanyak. Fenomena ini seolah mengingatkan kita, bahwa hasil survey (elektabilitas) bukanlah segalanya. Semua faktor menjelang pilkada bisa bekerja untuk bisa meraih suara rakyat.

Tapi anomali pilkada DKI edisi 2012 tidak berlaku di Republik Twitter. Sayup-sayup kemenangan Jokowi-ahok sudah terlihat sejak beberapa hari sebelum pilkada di mulai. Trending Topic World Wide (TTWW) sudah bertengger sebuah tagline #ReplacetittlesongwithJOKOWI. Bahkan tagline tersebut bertahan hampir satu minggu. Jokowi yang awalnya kurang dikenal masyarakat Jakarta, kini menggelora di republic twitter (dunia), bukan cuma di Indonesia, para bule pun mungkin bertanya-tanya apa maksud tagline #ReplacetittlesongwithJOKOWI. Dukungan demi dukungan datang silih berhganti di republic twitter, ditambah lagi pasangan jokowi-ahok mendapat restu dari akun-akun pseudonim khususnya @Triomacan2000. Tak ayal masyarakat Jakarta yang cerdas dan pengguna twitter jatuh hati pada pasangan Jokowi-ahok. Berbeda dengan pasangan Jokowi-ahok, pasangan Foke-nara mendapatkan perlakuan yang kurang menyenagkan dari para pengguna twitter. Mereka seolah menumpahkan kekesalan dan amarahnya di twitter kepada foke yang telah memimpin Jakarta selama lima tahun. Sementara timses foke di twitter tidak bisa berbuat banyak, tuduhan-tuduhan  yang dialamatkan kepada foke tidak bisa dijawab dengan lugas dan cepat. Permasalahan yang dialamatkan kepada foke adalah seputar banjir, kemacettan, dan uang APBD sebesar 140 Triliun rupiah. Bila di survey di twitter mungkin pasangan Foke-nara mendapatkan polling terendah dari enam pasang calon yang.

Intinya, fungsi jejaring sosial ke depan akan menjadi sarana media kampanye yang efektif. Yang mau “nyapres” “nyagub” “nyabup” berbaik-baiklah kepada republic twitter, karena republik twitter tidak mengenal kemunafikkan. Wassalam. :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments